Selamat Datang di Blog Diary Saya...

Anda dapat menelusuri Tulisan Lengkap saya tentang Proses Utuh Perjalanan Spiritual di:
http://katharsis-completejourney.blogspot.com/
Tulisan saya yang lain :
http://taskm.blogspot.com

19 November 2008

Perubahan Dalam Kesamaan

Langkah selanjutnya, langkahku terhenti pada sebuah taman. Badan ini terasa lelah, sebuah kelelahan eksistensi-kah? Rasa kantuk sudah berdiri di ambang pintu. Bagaimana aku harus bersikap?
Satu lagi kutemukan titik kulminasi di tengah kota... terminal. Sebuah tempat untuk mengangkut energi yang berkeinginan sama ke suatu tempat. Setiap unit mesin pengangkut memuat kekuatan yang sebenarnya biasa–biasa saja, tapi tempat menjadi tujuan… Aku harus mengatakan, indera mata-lah yang berbicara banyak. Kembali kepada kekuatan tadi, ada beberapa jiwa dalam satu mesin pengangkut memiliki kekuatan yang sangat besar. Hal ini sebenarnya identik dengan kemampuan mengandalkan mata yang semakin besar, sekaligus memperobjek segala sesuatunya juga membesar.

Oh apa ini?! Awan gelap menghampiri, butiran air pun menghujam bumi. Kulihat kembali ke gerbang kesadaranku, tapi sang pembawa tidur telah pergi! Ada apa ini?
Dalam diri setiap manusia, sebuah ketegangan harus dialihkan ketika sampai pada titik jenuh, tapi kadang peralihan itu tidak terjadi di dalam diri manusia, tapi perubahan di luar-lah yang sebenarnya juga dapat mengundang peralihan di dalam diri manusia itu. Maka, kadang kita akan melihat ketegangan yang berkesinambungan, yang sebenarnya lebih tepat disebut perubahan dalam kesamaan. Inilah yang kudapati kembali dalam hujan kali ini.

Hujan di akhir tahun, sangatlah menentukan bagi manusia. Momen–momen seperti ini telah lama kusadari. Aku melihat seorang pria setengah baya memandang terpesona terhadap hujan yang turun. Mau tahu apa yang kubaca dari dia? Porsi kekosongan lebih banyak dibanding dengan porsi gerak berpikir yang disadari. Kadang selama memandang, pikirannya bergerak tapi gerak untuk kali ini tidak seperti biasanya. Potongan–potongan objek dan gerakan dari rangkaian pikiran bermunculan seperti tanpa pola yang disadari. Sesungguhnya sang Roh Semesta sedang menggoda pikirannya… bukan sebuah kekacauan. Ya, sebuah revolusi mendadak selalu menimbulkan kekacauan, bukankah demikian?

Tapi pada intinya campur tangan Roh Semesta selalu merubah perlakuan tanpa bisa dihentikan, jika kesadaran kita terlalu rendah. Andai kekecewaan dan kecemasan yang dirasakan pria tadi, maka arah menuju Roh Semesta adalah sesuatu yang asing bagi dia, sehingga ada kemungkinan ia akan meledak tiba–tiba seperti cahaya halilintar. Kapan? Ini adalah campur tangan masa lalu dan keterikatan sang pria dengan eksistensi terdalam. Benturan antar dimensi waktu?
Hal selanjutnya adalah aku ingin memahami dimensi waktu yang esensial itu?


katharsis-holydiary[29122003(1)-12:00]

Tidak ada komentar: