Selamat Datang di Blog Diary Saya...

Anda dapat menelusuri Tulisan Lengkap saya tentang Proses Utuh Perjalanan Spiritual di:
http://katharsis-completejourney.blogspot.com/
Tulisan saya yang lain :
http://taskm.blogspot.com

23 November 2008

Cinta Eksistensi?!

Pertemuan dua gunung pada satu kerendahan, menghasilkan jalan surgawi pada angin, dan sang penyambutnya adalah seorang gadis kecil yang sedang memetik sayuran di tengah ladang.
Lengkungan gunung, pengundang keluguan suci. Ketika ia memanggil sang nenek di pinggir jalan.

Apakah tubuh yang terbuat dari tanah yang aku cari dari kawasan Roh Semesta? Karena aku merasa damai di tengah hamparan ladang seperti ini. Teluk menegak di antara gunung, yang menghidupkan goyangan besar pada pohon dan di sini juga banyak terjadi perubahan besar yang cepat. Wajah-wajah baru dari sayuran dan rupa dari daun yang banyak kutemukan di sini. Mereka telah berhasil melalui kehidupan ini dengan singkat dalam wujud nyata. Selanjutnya, ketidaknyataan bersemedi di dalam kesamaan yang sinambung...

Terong putih yang menuju bumi. Ia adalah salah satu di antara banyak buah yang ditakdirkan jatuh ke bumi. Dan Roh Semestaku ada di antara bumi. Kalau demikian, semua tamu menyambut kedatanganku di hari yang menjelang siang ini.
Gadis kecil dihiasi daun di antara ladang. Lihatlah, daun yang tumbuh di kepalanya, lalu batang pohon adalah lengan kecilnya, sedang kakinya yang berdiri tegak di atas tanah adalah terusan dari tanah. Serta... gerakan itu dan suaranya memiliki makna yang sejajar dengan angin…
“Hei Roh Semesta, sejak kapan engkau memperhatikan mahkluk bernafas seperti itu, apakah hari sudah menjelang kiamat?!” teriak sang pikiran dunia…

Di sini adalah pintu gerbang kediaman Roh Semesta, dan gadis kecil itu adalah teman hidupnya yang sejenis di dunia tanah ini. Kecantikan duniawi menjadi miskin di sini, ia kehilangan daya pikatnya… Lihatlah, kecantikan baru telah terbit dan sedang menari–nari dengan semua yang hidup di dunia roh… Aneh! Hari ini telah dua kali aku digoda oleh sang alam untuk hidup menetap dengan-nya. Dan kulihat dengan jelas, Ia telah membukakan pintu rumahnya untukku… Kecupan–kecupan kecillah yang selama ini kudapatkan dari-nya. Bibir merah dari tanah dan dedaunan telah menunggu, andai aku menginginkan kecupan yang besar... kecupan dari keabadian Roh Semesta!

Hening.., Roh Semesta sedang berusaha memakan habis pikiran duniaku untuk menggapai tangan dari si gadis kecil itu. Pesona cinta eksistensi terhembus di ladang ini… akan kupertimbangkan itu! Sepertinya aku harus meneruskan perjalanan, karena kemenangan Roh Semesta akan membuatku terasing di antara dunia manusia nantinya.

katharsis-holydiary[31122003_(2)]

Tidak ada komentar: