Selamat Datang di Blog Diary Saya...

Anda dapat menelusuri Tulisan Lengkap saya tentang Proses Utuh Perjalanan Spiritual di:
http://katharsis-completejourney.blogspot.com/
Tulisan saya yang lain :
http://taskm.blogspot.com

06 November 2008

Kebermaknaan di Pekuburan II

Ketika aku sedang mencari tempat berteduh, kutemui seekor sapi dan bertanya dalam hati. Tapi ia kelihatan sangat senang menyambutku, seolah ia mengatakan: “Jalanlah terus, di sana ada sebuah pohon yang sedang menunggumu, di sanalah engkau harus bertamu pagi ini.”

Terakhir ia mengeleng-gelengkan kepala dan mengibas ekornya mengucapkan selamat jalan.
Matahari sedang merangkak menuju puncak langit… Aku melihatnya tersenyum padaku dan ia pun berkata: “Masih tersisa rasa kuatir di dalam dirimu sehingga engkau tidak dapat menaikkan kerudung yang menutupi wajahku. Tenanglah, aku akan menolongmu dengan tangan sinarku yang panjang .”
Dari diriku sendiri, aku meminta pertolongan pada sang angin untuk menyingkap keheningan di sekitarku. Dan, ia memberikan isyarat kepadaku melalui gelombang rumput yang bergoyang. Samar - samar kurasakan ketakutanku berkumpul. Mereka mengumpulkan semua temannya sejak yang dikenal dari dulu. Raksasa dan ledakan yang ingin diwujudkan dalam diriku sekarang. Tapi persis seperti dugaanku, ketakutan seperti itu tidaklah mampu untuk menaklukkanku.
Siapa yang menyangka, seseorang dapat menyusup sedemikian cepat. Jiwa ini dapat bergerak seperti hantu… Tidak tahu kenapa, tapi yang pasti semua yang hadir akan terheran-heran dan tidak berani menolak. Akan kutandai pondok ini dengan namaku…
Pekuburan adalah tempat yang sangat berbeda dengan sebuah kandang, tempat di mana seorang anak suci dilahirkan. Hanya jiwa terdalamlah yang mampu menembus keduanya dengan panah ajaib.
Coba lihat, ada sebuah pemandangan yang sangat menarik di sana… Aku melihat kawanan orang dengan mulut ternganga menyaksikan seseorang yang sedang mendamaikan setan dan malaikat.
Di dalam kabut yang paling tebal, aku melihat kedamaian yang tiada tara di pekuburan…
Setiap momen jiwa dapat berubah sedemikian cepat di tempat ini.
Di rerumputan yang terhampar di hadapanku… aku dilemparkan begitu banyak intan di atas daun tangannya. Oh… rumput dan matahari yang sedang bercumbu; bagaimana membuat permata dari air?! Aku berharap tumpukan intan yang berserakan di tanah itu akan dipersembahkan kepadaku di kemudian hari.
Tadi, di tengah jalan, sifat liar-ku yang suci untuk memeluk sesama manusia mendadak muncul, tapi aku hanya tersenyum penuh damai kepadanya… Apa yang disebut “kedamaian eksistensi” muncul berkelabat seperti setan. Apa yang ingin kukatakan adalah bahwa malaikat-malaikat juga memiliki keadilan seperti setan ataupun iblis.


katharsis-holydiary (26122003)

Tidak ada komentar: