Selamat Datang di Blog Diary Saya...

Anda dapat menelusuri Tulisan Lengkap saya tentang Proses Utuh Perjalanan Spiritual di:
http://katharsis-completejourney.blogspot.com/
Tulisan saya yang lain :
http://taskm.blogspot.com

20 November 2008

Anak Pusaka Waktu

Sebuah rintangan besar bagiku, ketika kembali ke tempat lama... Sang penjebak juga ikut menuju ke sana. Masa lalu, kenapa aku sedikit sulit menangkapmu pada diriku yang sekarang? I ya inilah keunikan-nya ketika berada di dalam eksistensi terdalam. Keyakinan dan kekaguman-ku pada agama telah lama terdesak oleh kekaguman-ku atas masa lalu. Pusaka waktu, khusus datang ke jiwa ini untuk menjadi lawan tanding dengan Roh Semestaku saat ini. Tapi, aku tidak terlalu menyalahkan pusaka waktu. Ia sebenarnya lebih merupakan jembatan yang harus kulalui. Kedalaman-lah yang diperlukan agar jembatan ini bermanfaat membawa jiwa kita menemui Roh Semesta.

Pada awalnya dalam pusaka waktu, telah terjadi banjir teratai. Pesonanya begitu memukau. Yang mengherankan, ia selalu bersembunyi di dalam sebuah puncak kekaguman. Pernah sesekali, kutemukan ia sedang jongkok di pojok jiwa terdalam. Seperti anak kecil, ia memainkan tiupan balon berbusa. Ia meniupkan segala kebeningan warna dari butir–butir pembentuk jiwa. Pesonanya, karena kita tidak mampu melihatnya dengan jelas dengan indera. Andai sudah sedemikian ahli kita mengembalakan jiwa, kapan harus digiring ke kandang seperti gembala domba layaknya, maka seringlah pula kita temukan serbuk–serbuk pengagum yang bertebaran di dalam kota tempat tinggal para jiwa ini…

Layaknya kabut beracun yang tidak berbau… begitulah kiranya cara kerja anak–anak malaikat ini di dalam diri kita. Menebarkan racun di dalam kandang sendiri. Sungguh berbahaya tingkah laku mereka, sang penunda waktu ini… Sampai sekarang, aku selalu membiarkan anak–anak ini bermain di dalam diriku. Aku ingin mengenalnya lebih baik, seberapa luas lingkup bermain mereka. Kudapati mereka tidak hanya bermain di satu kotak pasir. Mereka selalu meloncat–loncat, memanjat, berguling bahkan pernah merasa iri dengan pancaran mata memerah dariku. Karena aku mematahkan sayap-sayapnya agar mereka tidak bebas terbang, agar kenakalannya berkurang. Tapi, sering pula aku mengajak mereka berjalan–jalan ketika sore menjelang, riang kelihatan anak–anak ini! Jika saatnya tiba, aku mengurung dan menina-bobokan mereka ke dalam tempat tidur terempuk hasil ciptaan Roh Semesta-ku. Anak–anak dengan daya pesona penunda waktu ini... Kunamakan keseluruhan dari mereka pada akhirnya dengan anak pusaka waktu.


katharsis-holydiary[29122003_(1) 12:00]

Tidak ada komentar: