Selamat Datang di Blog Diary Saya...

Anda dapat menelusuri Tulisan Lengkap saya tentang Proses Utuh Perjalanan Spiritual di:
http://katharsis-completejourney.blogspot.com/
Tulisan saya yang lain :
http://taskm.blogspot.com

09 Desember 2008

Kehendak Utama dan Kehendak Turunan

Aku harus belajar perumpamaan dari angin kali ini. Sungai ke-9 aku berhenti, dan aku beristirahat di sana. Lihatlah batang–batang pohon yang meruncing itu, siap ditancapkan ke tanah untuk membentuk jalur-jalur sungai. Sungguh sebuah kehendak turunan dari sang manusia untuk bertahan hidup... untuk memenuhi kehendak utama... kehendak untuk hidup.

Juga, kulihat tunas pisang yang baru tumbuh. Pelajaran tentang alam baru saja dimulai untuknya. Apakah engkau tahu, bahwa buah–buah yang tumbuh dari segala pikiran adalah seperti susu yang dihasilkan binatang. Itu adalah makanan yang dihasilkannya, di samping ada keturunan fisik, setumpuk makanan dari kehendak utama.

Agar kehendak utama dapat berjalan terus untuk dilengkapi dengan kehendak turunan: makanan seperti inilah yang patut disantap. Tanpa perlu sebuah proses pembakaran. Bicara soal pembakaran dalam hal ini berarti bicara soal esensialitas dari memasak. Api yang diperlukan dalam memasak. Pungutlah kayu–kayu dan tetumbuhan yang sudah mati. Di dalam kekeringan batang tua itu akan menyulut formasi dan bentuk api yang paling essensial untuk memasak, pembakaran! Bagaimana dengan daging–daging binatang dan daun–daun dari tetumbuhan? Apakah yang telah menghasilkan keturunan yang akan kita korbankan untuk kita santap? Tidaklah demikian. Dalam kehendak utama, untuk menyantap ada yang disebut pembunuhan secara acak dengan satu tujuan untuk disantap... santapan kehendak utama. Sedang, pengumpulan bahan makanan yang dikelola oleh satu tubuh untuk orang lain akan diperlukan media pertukaran, maka terjadilah pasar dan uang. Uang adalah lambang kapitalisme dan negara, perlu kita sadari hal itu!

Kutegaskan, bahwa pasar lebih esensial daripada uang... Pasar adalah seperti interaksi sosial yang esensial. Pertukaran barang yang hanya berlaku dan tentunya barang itu dihasilkan dari esensialitas perseorangan dalam pekerjaan – nya… mungkin sebut saja pekerjaan turunan.
Bagaimana seseorang menjalankan kehendak utamanya? Pada awalnya, ia dipengaruhi kehendak utama dan turunan dari orang–orang lain, kemudian membentuk karakter khas terhadap kehendak turunannya nanti…

Maka, andai budaya mencerminkan pengakuan keseragaman pada sesuatu yang sebenarnya khas secara kejiwaan adalah tidak perlu. Karena di dalam budaya, ada sebuah jebakan ikatan kelompok per kelompok yang dapat membutakan kehendak turunan yang sudah khas pada tiap orang. Maka, budaya adalah identik dengan negara. Keinginan untuk menaklukkan makhluk lain yang sebenarnya tidak esensial. Di sinilah akar dari segalanya dan terutama tentang tradisi agama...

Bagaimana dengan objektivitas rasionalitas, bukankah itu keseragaman yang perlu dipermasalahkan?
Bagaimana menciptakan keseragaman, agar dapat berkomunikasi, tapi semua masih melihat kehendak turunan dari pekerjaan yang paling hakiki? Apakah dalam keseragaman ada yang paling esensial?
Keseragaman yang sangat abstrak, sebuah bahasa yang bukan dengan tulisan ataupun bicara tentang tulisan, tidak ada huruf. Yang ada hanyalah nafas... gerakan dari seluruh tubuh..
Ya, jadilah manusia menjadi binatang, perlu direnungkan lebih lanjut!

katharsis-holydiary[06012004(2)]

Tidak ada komentar: