Selamat Datang di Blog Diary Saya...

Anda dapat menelusuri Tulisan Lengkap saya tentang Proses Utuh Perjalanan Spiritual di:
http://katharsis-completejourney.blogspot.com/
Tulisan saya yang lain :
http://taskm.blogspot.com

05 Januari 2009

Kehendak Sang Induk

Fajar baru telah tiba, di balik beban yang maha berat terdapat kebahagiaan universal. Mari temui semua makhluk di permukaan bumi untuk menengok mereka yang masih menahan malam. Mari bersatu dengan mentari untuk memberikan senyuman dan kata–kata indah yang universal. Hembuskan kepada semua yang ada di pagi hari, agar mereka mencium harum kebahagiaan surgawi...

Oh bulan terbenam matahari terbit, masih perlukah aku pelajari bahasa penyalur dari kalian semua? Agar aku lebih lagi menyerupai pagi hari. Aku akan belajar untuk jalur yang satu itu, biarpun sembilan anak sungai menggabungkan arusnya untuk menghempasku. Sekalian juga semua roh–roh jahat, datanglah kalian, nafas–nafas kalian yang paling busuklah yang perlu dihembuskan ke hadapanku, agar teruji semua kata–kataku. Bahwa ia mewakili roh semesta yang turun ke dunia dan menyatu dengan semua burung di udara…
Kita semua dan segala mahkluk yang hidup di tanah, air dan udara adalah saudara–saudara yang lahir dari satu rahim. Perbedaan kita sesungguhnya, kita berebutan dan berlomba–lomba menunjuk siapa sebenarnya induk kita... Induk! Tidaklah perlu kita cari ke manapun. Belajarlah dari keluarga burung yang bersarang di atas pohon… insting berjalan mengikuti induk tanpa belajar. Kita sendiri, wahai manusia, roh semesta kita sanggup melampaui keluarga burung itu! Keluarga dan kepedulian kita di dalamnya hanya sebatas seperti keluarga burung itu, yang pada hakikatnya dapat menganggap keluarga lain bukan keluarga kita. Maka lahir-lah kata–kata sahabat yang memiliki makna terbatas, lalu timbul perbedaan, dan ini adalah akar tumbuhnya tunas–tunas yang meracuni roh semesta.

Hakikat keluarga perlu kita penuhi demi keberlangsungan hidup tubuh. Sebaliknya, keluarga kita seperti sebuah bagian tubuh dari keluarga–keluarga lain, yang sama–sama berjalan pada kehendak utama hingga memahami bahasa sang induk. Engkau tahu wahai manusia, tangisan induk kita telah berlangsung sedemikian lama, yaitu sejak para manusia memusuhi kawanan serigala dan malam hari. Aku sendiri, sebagai cucu yang terkecil, yang telah dihasilkan dari beribu–ribu keturunan hingga sekarang, masihlah sanggup melihat dan memahami keinginan sang induk. Induk kita melahirkan semua makhluk, lalu menempatkan roh semesta di dalamnya. Maka, tugasku adalah untuk meneriakkan pada semua mahkluk: “Hidup dan berjalanlah. Janganlah hidup di antara keramaian yang membentuk kelompok. Aku takut hanya sedikit madu yang kita dapatkan di sana. Karena akan lebih banyak kotoran yang hinggap di dalam jiwamu nantinya. Sulit kiranya kubersihkan, ketika engkau menemuiku lagi...”
Sudah saatnya jiwaku turun ke lembah–lembah sebagai penghembus kedamaian...
Aku sedang mencari jalur... jalur untuk memberitakan bahwa segala sesuatu adalah satu.


katharsis-holydiary[07012004(3)-05:00]

Tidak ada komentar: