Menulis, merangkai kata–kata perumpamaan adalah anak–anak tanggaku untuk melihat sesekali ke dalam kediaman Roh Semesta. Kata–kata selalu melambungkan aku. Kedua kakiku seperti dipasangi pegas, lalu aku meloncat tinggi–tinggi. Di ketinggian sesaat itu, kucium langit–langit kebijaksanaan dan kuhirup dalam-dalam udaranya. Agar ketika turun nanti, sebelum menyentuh tanah, aku dapat meniupkan udara suci itu ke seluruh bumi. Terutama ke dalam setiap jiwa mahkluk yang bernafas dan membebaskan serta mengusir setiap roh yang mengikat.
Lingkar pegas dan panjangnya adalah makna dari kata-kataku yang harus kunyanyikan dan kuambil secara acak dari tempat–tempat yang jauh. Semakin jauh, maka loncatan ke udaraku akan semakin bebas. Begitulah… andai kata–kata yang terkubur paling dalam datang berkunjung dengan jalan gontai dan tertatih–tatih, lalu menjerit ingin menjadi tangga pijakanku... Itu juga menjadikan terbang naikku semakin lincah.
katharsis-holydiary[11012004(7)]
08 Februari 2009
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar