Selamat Datang di Blog Diary Saya...

Anda dapat menelusuri Tulisan Lengkap saya tentang Proses Utuh Perjalanan Spiritual di:
http://katharsis-completejourney.blogspot.com/
Tulisan saya yang lain :
http://taskm.blogspot.com

30 Agustus 2009

Roh Semesta Adalah Sang Nihilis?!

Gelisah! Desakan apa ini? Apa keinginan dari semua tamu yang hadir? Mereka semua sedang mencabit –cabit jiwaku. Jika salah satu dari mereka yang aku penuhi keinginannya, maka kebahagiaanku akan tumbuh di sana…
Yang pertama… sang perindu masa lalu, lalu sang pendamba masa depan yang menginginkan kehormatan dan kekayaan duniawi, lalu sang pendamba tubuh, kegilaan serta master tragedi dan yang terakhir Roh Semestaku.
Sekali lagi, apa yang kalian inginkan dariku? Wadah rohku hanya satu. Bagaimana kupenuhi ke enam mulut kalian yang berlahap–lahap seperti ikan mas di kolam, yang tidak pernah kenyang dengan air kehidupan. Semua jalan yang kalian tawarkan, sepertinya meminta pengorbanan... rasa duka yang dapat tersebar ke mana pun.
Tapi, dari semuanya, Roh Semesta, master tragedi dan sang pendamba tubuh-lah yang memiliki daya tarik paling besar. Saat sekarang, ketiga roh inilah yang menggerakkan jari jemariku untuk merangkai tulisan ini. Jika ke tiga mulut ini bergerak, maka tanganku pun ikut bergerak…
Aku curiga, aku sering melihat ketiga roh ini bergandengan tangan sambil jalan–jalan di ketinggian awan, ketika kupandang dari bawah. Tapi, ketika aku mendaki sampai di atas kepala dari segala roh, mereka memisahkan diri dan berjalan sendiri–sendiri. Yang paling sering kulihat berebutan jalan, adalah sang pendamba tubuh dan master tragedi itu… Ketika berebutan jalan, kelakuan mereka menyiksa jiwaku yang paling dalam. Tapi sebagai pelerai, sang Roh Semesta-lah yang selalu mendamaikan semua keributan itu. Lantas, semua tamu jadi ikut berteriak, bahwa Roh Semesta tidak memiliki aturan hidup yang jelas, kenapa manusia, yang jelas–jelas memiliki tubuh masih selalu mencari–cari aturan itu?!

Benarkah demikian? Bahwa Roh Semesta adalah sang nihilis itu... para kebetulan–kebetulan yang menyambar–nyambar dalam kehidupan dengan daya-daya finalnya. Atau pernah kusebut ia sebagai puncak kebermaknaan Roh Semesta… yang harus kita terima dengan kepasrahan yang berumur tua dan egoisme… sang kehendak utama dan kehendak turunan. Inilah yang kudapati akhirnya. Tapi, satu lagi, sesungguhnya Roh Semesta tanpa isi dan tanpa arah. Ia hanya memiliki posisi duduk yang dapat melihat semua sisi kehidupan, terutama ketika berada dalam kekosongannya sendiri.

Roh Semesta bergerak di dalam setiap roh keinginan dan kepasrahan yang netral, serta merupakan puncak dari segala pengetahuan yang kekal dan kesadaran...


katharsis-holydiary [14012004(3)]

Tidak ada komentar: