”Penggiring”, demikianlah orang suci itu menyebutnya. Dengan rambut yang ditakdirkan panjang seperti tak terurus, lengket dan kering, dia mengakui bahwa semua itu rahmat dari sang pengiring… Kemana dia pergi, adalah tanpa tujuan…! Dia sesungguhnya bukanlah orang suci, bagiku ia sama seperti sebelumnya. Dari seseorang yang tak mampu berpikir sadar dengan pikiran, lalu terlempar tetap tak mampu berpikir sadar dengan pikiran… Dari ketidak-kendalian atas perbuatan yang dinilai buruk / kotor oleh dunia manusia hingga ketidak-kendalian atas perbuatan yang dinilai baik dan suci oleh dunia manusia… Kedua tak-kendalian ini berada di sepanjang hidupnya hingga kini… Tidakkah selama ini dia hidup lebih banyak menggunakan naluri, sebuah indikator KEsadaran yang tidak bergerak pada alam KesadaraN.Sebuah kondisi di mana alam sadar kalah bersaing dengan naluri…
katharsis-holydiary [08092005_(7) ]
11 November 2009
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar